Nous Consulting Indonesia

Berita dan Kegiatan

Standar Kecantikan, Kesehatan Mental, & Media Sosial

Standar Kecantikan, Kesehatan Mental, & Media Sosial

Cantik itu seperti apa? Ini adalah pertanyaan yang semua orang ingin ketahui. Di Indonesia sendiri, faktor kecantikan didasari beberapa hal seperti hidung mancung, kulit putih, langsing, mata belo, dan kaki jenjang. Produk-produk seperti pemutih kulit atau teh langsing sepertinya viral di Indonesia. Tapi kalau kita lihat sejarah dunia tentang standar kecantikan, ternyata waktu dan budaya punya arti cantik yang berbeda-beda.

Di jaman prasejarah, banyak patung-patung wanita yang lebih bongsor. Mereka menilai seseorang cantik jika wanita tersebut memiliki perut yang bundar dan berisi, mereka juga lebih menyukai bentuk tubuh pir. Pada abad ke 21 ini, kita lebih menyukai wanita yang badannya seperti hourglass, dengan perut sangat kecil dan rata. Di negara-negara Asia, lebih menyukai wanita dengan kulit terang sedangkan di Amerika Serikat banyak wanita yang memakai tan untuk menggelapkan kulit mereka.
Bisa terlihat bahwa standar kecantikan dapat berubah-ubah dan berbeda-beda antar budaya. Jadi sebenarnya apa itu cantik? Apa yang sebenarnya kita kejar? Bukan hanya membingungkan, terkadang standar kecantikan juga tidak mungkin tercapai. Konsep standar kecantikan ini dapat membuat kita merasa tidak percaya diri dan memiliki body image yang buruk. Sebenarnya body image itu terbentuk dari dua aspek, (1) penilaian subjektif diri terhadap badan sendiri dan (2) seberapa penting penampilan dalam menilai harga diri. Memiliki body image yang buruk dapat meningkatkan resiko seseorang merasa depresi, cemas, gangguan makan, bahkan memiliki keinginan mengakhiri hidup.

Paparan standar kecantikan ini sangat besar di kehidupan kita, apalagi dengan maraknya media sosial (iklan, TV, YouTube, media sosial). Kita terpaksa terus dibombardir dengan kalimat “cantik itu seperti ini,” entah dengan memakai produk mereka atau dengan gambar yang sudah di-edit. Paparan yang sering ini kerap kali membuat kita insecure dan memiliki body image yang buruk. Kita menjadi mempertanyakan kecantikan diri sendiri dan membandingkan diri dengan orang-orang lain di media sosial.

Melalui media sosial, beberapa orang menjadi tidak puas dengan tubuhnya sendiri. Mereka membandingkan diri mereka dengan ribuan orang di media sosial. Namun, beberapa tahun terakhir ini, banyak orang di media sosial juga mulai memakai sarana ini untuk merayakan tubuh yang “normal.” Mereka membagikan pesan kalau tubuh kita tidak harus sempurna, kalau kita cantik sebagaimana kita sekarang. Jadi, kita harus menggunakan media sosial dengan hati-hati. Kita harus sadar yang mana dapat merusak kesehatan mental kita untuk bisa menjauhinya.

Kalau kita ga percaya diri sama tubuh kita sendiri gimana? Ada beberapa mindset yang harus ktia ubah untuk memiliki body image yang sehat:
• Jangan membandingkan dirimu dengan orang lain. Karena setiap orang memiliki tubuh yang berbeda-beda dan itu normal.
• Apa yang kamu lihat di media sosial itu tidak sama dengan realita. Orang hanya menampilkan hal-hal yang bagus dan menyembunyikan hal yang buruk.
• Harga diri kamu itu tidak tergantung dari penampilanmu. Kepintaran, kebaikan, ketekunan juga membentuk siapa dirimu. Jadi jangan patah semangat kalau menurutmu ada yang lebih “cantik” darimu.




Sources:
Carolina, G. (2022, February 25). Beauty Standard - Gimana Sih standar Kecantikan Indonesia dan Dunia?. Zenius Blog - Tempatmu Menjelajahi Dunia Ilmu Pengetahuan. https://www.zenius.net/blog/standar-kecantikan-adalah
Hetherington, C. (2023, June 7). Beauty Standards & Mental Health: Social Media’s role. Healthnews. https://healthnews.com/mental-health/self-care-and-therapy/mental-health-and-social-media/
Howard, J. (2018, March 9). The history of the “ideal” woman and where that has left us. CNN. https://edition.cnn.com/2018/03/07/health/body-image-history-of-beauty-explainer-intl/index.html
Mega, D. (2021, July 3). The ideal beauty standards in Indonesia. KOMPASIANA. https://www.kompasiana.com/dianmega5737/60e0676d06310e787a0206b2/the-ideal-beauty-standards-in-indonesia?page=2&page_images=1
Rodgers, R., Laveway, K., Campos, P., & de Carvalho, P. (2023). Body image as a global mental health concern. Cambridge Prisms: Global Mental Health, 10. doi: 10.1017/gmh.2023.2
Woodbury, S., & Parkhurst, E. (2021, November 30). How body image affects mental health. USU Extension. https://extension.usu.edu/mentalhealth/articles/how-body-image-affects-mental-health

Anabella Setiawan

Di review oleh: Wendy Said, M.Psi., Psikolog
Berita dan Kegiatan
Date Idea for Valentine
Berita dan Kegiatan
Date Idea for Valentine!
January 22, 2024
Berita dan Kegiatan
Stereotype tentang konsultasi ke Psikolog
January 02, 2024
Berita dan Kegiatan
Belajar menjadi pemimpin seperti Monkey D. Luffy
December 18, 2023