Nous Consulting Indonesia

Berita dan Kegiatan

Gelombang Otak – Level of Consciousness

Gelombang Otak – Level of Consciousness

Berdasarkan kajian yang dilakukan, tingkat kesadaran kita memiliki beberapa tingkatan yang dilihat dari gelombangnya. Dari mana gelombang ini dapat terlihat? Alat yang digunakan adalah EEG yang merupakan kepanjangan dari Electroencephalography. Selain itu, ada beberapa peralatan terapi yang juga menerapkan gelombang otak. Salah satunya adalah Neurofeedback. Gelombang ini juga berkaitan dengan siklus kita pada saat kita sadar sepenuhnya hingga tidur, yang kemudian dibagi atas lima jenis. Apa saja?

alt text

1. Gelombang Delta (di bawah 4 Hz)
Gelombang ini memiliki frekuensi yang paling rendah. Biasanya gelombang ini muncul pada saat seseorang dalam kondisi tertidur pulas dan tanpa mimpi. Selain itu, tidak ada informasi dari luar tidak dapat masuk ke dalam diri. Oleh karena itu, Gelombang Delta sendiri seringkali diasosiasikan dengan fase regenerasi dan pemulihan diri. Dengan meningkatkan gelombang delta, seseorang dapat memiliki sensasi-sensasi diluar kebiasaannya. Ada penelitian yang mengatakan bahwa seseorang dengan Gelombang Delta yang baik memiliki sikap empati yang tinggi dan “dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain”. Orang-orang yang berada pada gelombang alpha seharian, akan merasa sangat nyaman ketika bisa beristirahat, yang juga merupakan kondisi di dalam gelombang delta. Gelombang Delta juga diasosiasikan dengan produksi hormon-hormon yang mengurangi tingkat stress, memperlambat penuaan, dan juga peningkatan daya tahan tubuh.

2. Gelombang Theta (4 – 8 Hz)
Gelombang Theta muncul pada saat meditasi ataupun pada saat seseorang memiliki rasa kantuk yang luar biasa dan hampir tertidur ataupun masa-masa ketika seseorang akan bangun dari tidurnya. Gelombang Theta juga seringkali muncul beriringan dengan REM Sleep atau pada saat kita bermimpi atau ketika muncul ide-ide yang kreatif. Oleh karena itu, Gelombang Theta memiliki kebaikan dan kekurangannya. Biasanya pada pemusik ataupun seniman memiliki Gelombang Theta yang baik, sehingga mereka mendapatkan inspirasi dan berpikir dengan kreatif. Selain itu, gelombang theta yang baik juga membuat seseorang dapat melakukan problem solving dengan baik. Hanya saja, Gelombang Theta yang terlalu tinggi membuat seseorang sulit berkonsentrasi. Penelitian menyebutkan bahwa anak-anak dengan anak ADD ataupun ADHD memiliki Gelombang Theta yang tinggi. Orang-orang dengan Gelombang Theta yang tinggi juga mudah merasa bosan dan enggan melakukan aktivitas. Oleh karena itu, gelombang theta yang tinggi juga sering dikaitkan dengan depresi.

3. Gelombang Alpha (8 – 13 Hz)
Gelombang Alpha muncul ketika seseorang sedang berada kondisi yang tenang ataupun melamun. Semua kecemasan yang ada pada gelombang Delta dan Theta akan menghilang ketika seseorang dapat mengatur gelombang Alphanya dengan baik. seseorang yang memiliki gelombang Alpha yang lebih baik dibandingkan Beta seringkali diasosiasikan dengan “peak performance”. Biasanya orang-orang dengan Gelombang Alpha yang tinggi memiliki tingkat konsentrasi yang baik dan emosi yang stabil. Oleh karena itu, mereka dapat menghasilkan ide-ide yang lebih cemerlang, menyerap informasi lebih baik ketika belajar, dan memberikan hasil kerja yang juga lebih baik.

4. Gelombang Beta (13 – 30 Hz)
Gelombang Beta diasosiasikan dengan keadaan sadar sepenuhnya. Gelombang ini merupakan gelombang yang sering muncul, yaitu ketika seseorang melakukan kegiatan sehari-hari. Pada level kesadaran penuh, seseorang memiliki kewaspadaan dan logika berpikir yang baik. Beberapa keuntungan dari Gelombang Beta yang baik adalah mampu berpikir dengan cepat, lebih mampu berkonsentrasi, dapat bekerja dengan lebih aktif dan energik, serta pemikiran yang lebih positif. Hanya saja gelombang beta yang terlalu berlebihan dapat meningkatkan kecemasan seseorang sehingga menyebabkan orang-orang menjadi tidak tenang dan stres. Selain itu, dengan pemikiran yang terlalu aktif, seseorang akan mudah menjadi paranoid.

5. Gelombang Gamma (di atas 30 Hz)
Gelombang ini merupakan temuan terbaru, bahkan beberapa peneliti tidak membedakan antara gelombang Beta dan Gamma. Gelombang ini biasanya muncul ketika seseorang berada dalam kondisi yang sangat aktif, seperti ketika muncul banyak ide-ide dalam pikiran. Tidak hanya Gelombang Theta, Gelombang Gamma juga memiliki peran ketika seseorang bermimpi atau memasuki fase REM Sleep. Hal ini dikarenakan pada saat mimpi terjadi pemrosesan informasi yang sangat cepat dalam otak seseorang. Masih sedikit penelitian tentang Gelombang Gamma, namun hal-hal seperti stress dan obat anestesi dapat menyebabkan berkurangnya produksi Gelombang Gamma. Ketika hal ini terjadi, maka seseorang akan lebih mudah mengalami stres, depresi, dan kesulitan untuk berkonsentrasi.

Sumber:
Boutros, N., Galderisi, S., Pogarell, O., Riggio, S. (Eds). (2011). Standard electroencephalography in clinical psychiatry: A practical handbook. West Sussex, UK: Wiley-Blackwell
Fannin, J.L. (n.d). Understanding your brainwaves. Retrieved from: drjoedispenza.com/files/understanding-brainwaves_white_paper.pdf
Willy Tasdin, M.Psi., Psi.
Berita dan Kegiatan
Date Idea for Valentine
Berita dan Kegiatan
Date Idea for Valentine!
January 22, 2024
Berita dan Kegiatan
Stereotype tentang konsultasi ke Psikolog
January 02, 2024
Berita dan Kegiatan
Belajar menjadi pemimpin seperti Monkey D. Luffy
December 18, 2023