Nous Consulting Indonesia

Berita dan Kegiatan

Coba Kenali Mekanisme Pertahanan Diri Kamu!

Coba Kenali Mekanisme Pertahanan Diri Kamu!

Pernahkah ketika mengalami kejadian buruk, kamu memilih untuk menyangkal bahwa kejadian tersebut telah terjadi? Atau pernahkah kamu marah dan melampiaskannya dengan memukul-mukul boneka di kamarmu? Juga pernahkan kamu ketika merasakan emosi yang negatif justru memilih untuk berolahraga atau misalnya bermain musik? Semua kejadian-kejadian tersebut normal untuk dilakukan oleh setiap manusia ketika merasakan emosi yang negatif karena perilaku tersebut merupakan bagian dari defense mechanism yang kita miliki.

Dasar dari teori defense mechanisms ini merupakan konsep dari Sigmund Freud dan anaknya yang bernama Anna yang membahas mengenai 3 komponen dari kepribadian yang saling bersaing yaitu id, superego, dan ego. Di dalam konsepnya id merupakan komponen diri kita di bagian alam bawah sadar yang memiliki insting primitif untuk mendapatkan makanan, kenyamanan dan seks; superego merupakan bagian diri kita yang lebih sadar dan cenderung bergerak sesuai dengan moral dan nilai - nilai sosial; ego merupakan bagian kesadaran kita yang mengatur id dan superego agar seimbang. Di dalam teori ini, kecemasan akan muncul ketika kebutuhan dari id bertabrakan dengan milik superego. Di sinilah peran ego untuk memunculkan strategi untuk “menipu diri sendiri” agar tidak ada ketidaknyamanan dan meringankan ketegangan antara id dan superego. Strategi inilah yang kita sebut sebagai defense mechanisms.

Defense Mechanisms menurut Psychology Today merupakan suatu cara yang tanpa disadari kita gunakan untuk melindungi diri sendiri dari pemikiran-pemikiran atau perasaan yang mencemaskan. Pemikiran-pemikiran ini juga berbentuk sesuatu yang mengancam harga diri kita ataupun sesuatu yang tidak ingin dibicarakan atau dihadapi (Cherry, 2022). Mungkin kamu tiba-tiba berpikir, “oh jadi defense mechanisms ini digunakan untuk pelarian dari masalah?”, dan jawabannya adalah tidak. Mekanisme-mekanisme ini hanya hadir secara tidak langsung untuk melindungi kita dan hanya akan menjadi buruk jika terlalu sering digunakan. Defense Mechanisms tidak selalu buruk, tetapi ada beberapa mekanisme yang bisa bersifat maladaptif dan berdampak negatif. Jika terlalu sering digunakan dan sebaiknya dibahas dalam sesi terapi. Ada 8 jenis dari defense mechanisms yaitu repression, reaction formation, displacement, fixation, regression, projection, introjection, dan sublimation.

1. Repression
Repression ini digunakan ego ketika terancam oleh keinginan-keinginan id yang tidak patut untuk diinginkan, makanya ego melindungi dirinya dengan menekan keinginan tersebut. Repression merupakan tindakan dimana seseorang secara tidak sadar (unconsciously) menekan informasi atau kejadian yang tidak menyenangkan dari pikiran kita yang sadar dan bertujuan untuk menekan perasaan-perasaan yang mengancam ke dalam alam bawah sadar sehingga menjadi lupa.
Meskipun demikian, hal-hal tersebut tetap memengaruhi cara kita berperilaku dalam kehidupan sehari-hari atau bahkan seumur hidup. Misalnya adalah seseorang yang merupakan korban penindasan mungkin akan menekan memori tersebut karena mengakibatkan terlalu banyak kecemasan. Tetapi meskipun ditahan, dalam kehidupan sehari-hari mungkin memori ini akan muncul dalam bentuk yang berbeda, seperti misalnya seorang ini akan menjadi lebih sulit untuk bergaul dengan orang lain.

2. Reaction Formation
Reaction Formation adalah ketika tindakan seseorang berkebalikan dari pikiran, perasaan, ataupun perilaku aslinya untuk mengurangi kecemasan. Mekanisme ini merupakan salah satu perwujudan yang “sadar” dari impuls yang ditekan di dalam mekanisme repression. Biasanya reaksi yang diberikan dalam mekanisme ini sangat berlebihan dan lagi, bertujuan untuk menghindari kecemasan.
Contoh dari mekanisme ini adalah bertindak cuek kepada seseorang yang kita sukai untuk menyembunyikan perasaan suka yang dirasakan. Rasa suka tersebut mungkin menghadirkan rasa cemas akibat mengharapkan diri kita disukai balik, maka kita memilih untuk menunjukkan ketidakpedulian yang berlebihan untuk menghindari kecemasan tersebut.

3. Displacement
Displacement adalah tindakan dimana seseorang mengeluarkan keinginan yang dirinya tidak bisa terima kepada orang-orang atau objek-objek agar keinginan aslinya tertutup. Misalnya seorang anak mungkin ketika marah kepada orang tuanya tidak akan mengatakannya langsung karena takut dihukum, maka dari itu dia melampiaskan perasaannya kepada boneka, teman-teman, ataupun hal lain di sekitarnya. Meskipun begitu, anak ini kemungkinan akan tetap bersikap normal kepada orang tuanya karena keinginan dia untuk marah telah disalurkan kepada objek ataupun orang lain disekitarnya.

4. Fixation
Proses pertumbuhan pasti tidak akan mudah dan akan diikuti oleh perasaan stres dan cemas. Dalam proses ini ketika seseorang terlalu cemas untuk mengambil langkah selanjutnya, ego akan membentuk strategi untuk menghindari kecemasan dengan berhenti di satu tahap perkembangan psikologi psikoseksual dari Sigmund Freud. Strategi inilah yang disebut dengan fixation.
Mekanisme ini sangat berkaitan dengan teori psikoseksual Freud, karena fixation merupakan keterikatan permanen antara libido dengan tahap perkembangan yang lebih tua dan primitif (teori psikoseksual: fase oral, fase anal,fase phalik, fase laten, dan fase genital). Contoh yang diberikan adalah seseorang yang tertahan di tahap oral di mana orang tersebut mendapatkan kesenangan dari mulut, mungkin akan senang makan, suka merokok, ataupun berbicara. Sehingga untuk menghindari kecemasan, orang tersebut mungkin akan memilih untuk makan.

5. Regression
Regression merupakan bentuk mekanisme pertahanan saat mengalami stres, seseorang kembali melakukan perilaku dari tahap perkembangan sebelumnya di mana orang tersebut kemungkinan merasa lebih nyaman. Saat kita sedang bermasalah atau ketakutan, perilaku kita seringkali menjadi lebih kekanak-kanakan. Regression berbeda dengan fixation karena biasanya hanya bersifat sementara. Contoh dari regression adalah seorang dewasa yang berada dalam tekanan berat mungkin akan tinggal di rumah seharian di atas tempat tidur untuk melindungi dirinya dari tekanan yang ada.

6. Projection
Saat ego merasa terancam akan keinginan yang bisa menyebabkan kecemasan yang berlebihan, dia akan berusaha untuk menguranginya dengan melampiaskan keinginan tersebut terhadap sesuatu di luar dirinya. Maka dari itu, projection adalah mekanisme di mana seseorang memproyeksikan perasaan dirinya sendiri yang tidak bisa dia terima kepada orang lain. Contoh dari projection ini adalah ketika seseorang mengatakan orang lain cemburu pada dirinya karena dia populer, padahal sebaliknya (dia yang cemburu kepada orang lain karena popularitas orang tersebut).

7. Introjection
Berkebalikan dengan projection, introjection justru merupakan mekanisme dimana seseorang mengatribusikan karakter positif orang lain kepada ego diri mereka sendiri. Orang-orang melabel diri mereka dengan sifat-sifat yang positif yang dimiliki oleh orang lain agar bisa merasa lebih baik dan meningkatkan harga diri mereka. Contoh dari introjection ini adalah agar merasa lebih baik terhadap dirinya, seseorang mungkin akan berusaha untuk meniru perilaku dari seseorang yang dikagumi.

8. Sublimation
Sublimation adalah mekanisme yang memanfaatkan impuls-impuls atau perasaan negatif menjadi perilaku yang lebih bisa diterima. Freud mengatakan bahwa mekanisme ini berbeda dengan mekanisme yang lain karena bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, dibandingkan yang lain hanya bermanfaat untuk individu. Contoh dari mekanisme pertahanan ini adalah seseorang yang merasa sedih mungkin bisa menyalurkan dan mengekspresikan kesedihannya dengan bermain musik yang temponya pelan yang melodinya juga terkesan sedih.

Meskipun bertujuan untuk melindungi, mekanisme-mekanisme ini terkadang bisa berdampak buruk. Menurut Felton (2022) defense mechanisms bisa menghalangi kita untuk memahami perasaan dengan lebih dalam sehingga akan menjadi lebih sulit dan terbatas untuk mengekspresikan perasaan kita kepada orang-orang disekitar kita. Pada akhirnya menahan perasaan-perasaan yang negatif akan berdampak negatif dan bahkan menyakiti hubungan kita dengan orang lain, sehingga sebaiknya perasaan-perasaan tersebut dihadapi. Sehingga Felton menyarankan untuk hanya berpegang kepada mekanisme pertahanan yang membatasi diri kita untuk mengekspresikan perasaan yang sebenarnya. Meskipun mungkin sulit untuk menghilangkan kebiasaan kita untuk menggunakan mekanisme yang “negatif”, tetapi hal ini merupakan tahap untuk seseorang bisa lebih menerima dirinya dan belajar untuk hidup dengan perasaan yang ada.

Mekanisme pertahanan diri yang sehat itu sangatlah penting karena bisa membantu kita untuk lebih sadar akan perasaan cemas, frustasi, ataupun emosi negatif yang kadang melanda hidup kita. Dalam penelitian Johanna Malone (2013), ditunjukkan bahwa memiliki mekanisme pertahanan yang baik dapat membantu kita menjaga kesehatan fisik dan mental. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa menggunakan mekanisme pertahanan yang dewasa berdampak kepada kesehatan yang lebih baik dan berjangka panjang. Orang-orang yang menggunakan mekanisme yang lebih dewasa ditunjukkan mendapatkan dukungan yang lebih dari sekitarnya. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan mengendalikan emosi bisa membuat kita menerima dukungan lebih dari orang sekitar, dibandingkan jika perasaan tersebut dipendam. Dukungan-dukungan dari orang-orang disekitar dapat membantu kita lebih sehat secara fisik dan mental (Whitbourne, 2016).

Setelah membaca pembahasan diatas, apakah kalian sudah mulai mengenali defense mechanisms yang kalian gunakan? Ternyata ada ya defense mechanisms yang bisa berdampak buruk jika terlalu sering digunakan. Maka dari itu kita harus bisa untuk belajar menerima realita dan perasaan kita dengan cara yang sehat dan jangan terlalu mengandalkan mekanisme pertahanan diri yang membatasi kita untuk melakukan hal tersebut.

Sumber:
- Cherry, K. (2022, November 1). Common defense mechanisms people use to cope with anxiety. Verywell Mind. https://www.verywellmind.com/defense-mechanisms-2795960
- Felton, A. (2022). What are defense mechanisms?. WebMD. https://www.webmd.com/mental-health/what-are-defense-mechanisms#:~:text=In%20fact%2C%20defense%20mechanisms%20can,and%20when%20it’s%20brought%20out.
- Mcleod, S. (2023, May 10). Defense mechanisms in psychology explained (+ examples). Simply Psychology. https://www.simplypsychology.org/defense-mechanisms.html
- Sussex Publishers. (n.d.). Defense mechanisms. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/intl/basics/defense-mechanisms
- Whitbourne, S. (2016). How healthy are your defense mechanisms?. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/intl/blog/fulfillment-any-age/201603/how-healthy-are-your-defense-mechanisms

Nikita Novena Natsir
Di review oleh: Willy Tasdin, M.Psi., Psikolog
Berita dan Kegiatan
Date Idea for Valentine
Berita dan Kegiatan
Date Idea for Valentine!
January 22, 2024
Berita dan Kegiatan
Stereotype tentang konsultasi ke Psikolog
January 02, 2024
Berita dan Kegiatan
Belajar menjadi pemimpin seperti Monkey D. Luffy
December 18, 2023